CORONA PAKSA GURU MELEK TEKNOLOGI
Oleh Arif Rahman -
Corona membuat gempar seluruh dunia. Dampak virus yang belakangan disebut dengan Covid-19 itu benar-benar sudah mengganggu tatanan bernegara. Di Indonesia, setelah Pemilu serentak terpaksa ditunda, kini nasib serupa menimpa pelaksanaan ujian nasional (UN).
Mestinya, UN dilaksanakan pada 30 sampai 2 April untuk tingkat SMA. Sedangkan UNBK SMP/MTs dilaksanakan pada 20-23 April. Informasi pembatalan UNBK berasal dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim.
Dalam pernyataan resminya saat konferensi video pada 24 Maret 2020, Menteri Nadiem menyampaikan pelaksanaan UN tidak mendatangkan untung jika dipaksa digelar di tengah mewabahnya Corona. Lagipula UN pada 2020 tidak lagi jadi penentu kelulusan dan syarat masuk perguruan tinggi. Itu yang menjadi pertimbangan utamanya.
Tak sampai di situ, aktivitas belajar mengajar di sekolah pun terpaksa diistirahatkan. Proses belajar mengajar yang semula dilaksanakan di sekolah, kini dilangsungkan di rumah. Tentu saja secara online.
Menyikapi hal itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pun mulai ramai mengkampanyekan belajar online dengan catatan guru tetap diminta bertanggung jawab untuk memantau murid-muridnya. Para guru tetap memiliki kewajiban untuk memberikan tugas serta memastikan para siswa tidak keluyuran keluar rumah.
Dengan diberlakukannya kebijakan baru ini, mau tidak mau para guru harus melek IT. Di sini masalah muncul, sebab tidak semua guru paham penggunaan teknologi. Untuk menggunakan Google Class Room, misalnya, tidak semua guru mampu melakukannya. Ini jelas menjadi momok bagi pengajar yang masih gagap teknologi.
Namun, tak ada pilihan lain. Para guru harus belajar. Dari sini kita bisa melihat bahwa Corona bisa memaksa para guru untuk mempelajari teknologi dan memanfaatkannya. Benar kata pepatah. Semua pasti ada hikmahnya. Kemunculan makhluk berukuran kurang lebih 125 nanometer membuat para guru yang kurang menguasai IT kini mulai mempelajari dan secara perlahan bisa menggunakan teknologi tersebut.
Saya melihat fenomena ini secara langsung. Di media sosial, ada guru yang sedang mencoba mempelajari cara belajar via online. Mereka biasanya belajar dengan guru lain yang sudah familiar dengan aplikasi yang digunakan. Ada pula guru yang sudah lancar berinteraksi aktif dengan siswanya. Dia memberi cara mengerjakan soal dan belajar melalui sebuah aplikasi, sebut saja seperti Classroom, Zoom dan Jeruq. Trafic penggunaan aplikasi pembelajaran berbasis online pun mulai meningkat.
Seorang rekan lainnya yang juga berprofesi sebagai guru mengaku baru pertama kali mencoba sistem pembelajaran secara online. Dia menilai media pembelajaran online sangat efektif dan efisien selama koneksi jaringan stabil. Para siswa pun dapat terpantau dengan mudah. Antusiasme mereka juga besar saat belajar via online.
Saya sendiri mengajar menggunakan Zoom Cloud Meeting, sebuah aplikasi yang digunakan sebagai media komunikasi jarak jauh dengan menggabungkan konferensi video, pertemuan online, obrolan, hingga kolaborasi seluler. Hari ini, ada 15 siswa yang ikut berpartisipasi. Meski sempat terkendala jaringan, karena sebagian besar murid berada di wilayah pelosok, tapi secara umum proses belajar mengajar berlangsung lancar. Namun, ini juga perlu menjadi perhatian agar koneksi jaringan di kawasan perdesaan dapat terus ditingkatkan.
Virus Corona memang kejam. Ia sudah membunuh ribuan nyawa di seluruh dunia. Bahkan, di Indonesia jumlah kematian karena Covid-19 terus bertambah. Namun, Corona jua lah yang memaksa kita untuk kembali melakukan hal-hal mendasar yang sering kali kita abaikan. Ada banyak orang yang kembali beraktivitas di rumah bersama keluarga, saling mengkhawatirkan satu sama lain serta menjaga hidup bersih dan sehat.
Kita tentu berharap pandemi Corona segera berlalu. Setelahnya, saya optimistis akan melihat dunia pendidikan di Indonesia jauh lebih maju. Meski dengan berat hati, kita patut berterimakasih kepada Corona. Karena, keberadaannya membuat para guru mau membuka diri dengan teknologi baru, mempelajari aplikasi-aplikasi baru dan menyadari bahwa di era milenial, sistem belajar mengajar bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
AR
Artikel ini juga terbit di apahabar.com
https://apahabar.com/2020/03/corona-paksa-guru-melek-teknologi/
Tags : info sekolah Opini
SMAN 1 KARANG BINTANG
KI HAJAR DEWANTARA
- " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
- " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
- " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )
- : SMAN 1 KARANG BINTANG
- : 13 SEPTEMBER
- : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
- : smanonekarangbintang@gmail.com
- : 0852-4770-6777
Posting Komentar