Sabtu, 24 Agustus 2019

SAINS DAN SASTRA DI LINGKUNGAN SEKOLAH


By : Arif Rahman, S.Pd.

Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk mewujudkan majunya sebuah negara. Bahkan pendidikan juga merupakan pentingnya proses pembangunan negara. Pendidikan Indonesia misalnya. Berbagai hal sudah diterapkan untuk mewujudkan tercapainya kemajuan dan proses pembangunan negara. Mulai dari pengajar yang sering dibekali melalui seminar, workshop atau bimtek tentang tata cara bagaimana strategi untuk mencapai atau menjadikan siswa berpestasi. Baik prestasi di bidang sains maupun prestasi di bidang sastra.
Sains merupakan terjemahan kata-kata inggris yaitu natural science artinya ilmu yang mempelajari tentang alam. Sehubungan dengan itu Darmojo, 1992 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu Nash, 1993 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Sains itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam.
Dalam sebuah pendidikan pembelajaran sains memiliki peran yang penting untuk meningkatkan kualitas siswa, antara lain melalui pembekalan keterampilan dan kebiasaan berpikir secara ilmiah. Pembelajaran sains juga dapat dijadikan sebagai untuk membangun moral, karakter dan akhlak mulia. Selain itu pembelajaran sains juga sangat menunjang dalam proses kemajuan sekolah. Namun dari semua manfaat itu materi di bidang sains tidak selalu mudah untuk diterapkan kepada siswa. Kendalanya adalah kurangnya penyediaan alat praktik di sekolah dan kurangnya minat siswa itu sendiri. Kurangnya minat siswa terhadap sains merupakan masalah klasik yang terjadi di sekolah. Mengingat pola pikir siswa yang menganggap bahwa materi-materi sains itu sulit. Seperti pelajaran IPA dan Matematika. Ketika siswa dihadapkan dengan pelajaran IPA atau Matematika pikiran mereka seakan dipaksa untuk berpikir ilmiah atau hitung-hitungan. Bagi siswa yang belum terbiasa maka itu akan sangat sulit.
Dari masalah keseulitan itu, maka hampir semua pihak sekolah memfokuskan tujuan visi dan misi sekolahnya ke arah bidang sains. Terlihat dari dana-dana yang dikucurkan oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun OSN. Pihak sekolah  tidak tanggung-tanggung untuk membiayayai pengajar sains. Sebab menurut sebagian pihak sekolah, apabila di sekolah tersebut memiliki siswa yang gemar dengan sains maka sekolah itu akan dianggap sebagai sekolah yang top  atau favorit.
Berbeda dengan bidang sastra. Memaknai tentang sastra dilingkungan sekolah  memang agak sulit. Namun kalau ditanyakan kepada siswa pernahkah membaca novel atau cerpen? hampir semua siswa pernah membaca. Bahkan kalau berdiskusi masalah novel, cerpen, dan film maka hampir semua kelas terlibat aktif membicarakannya. Kalaupun ditanyakan memilih ingin membaca karya sastra atau buku pelajaran tentang ilmiah, pasti hampir semua siswa memilih ingin membaca karya sastra.
Sastra merupakan kata serepan dari bahasa sansekerta Susastra. Su berarti "bagus'. Sastra berarti 'buku', 'tulisan', 'teks', atau 'pedoman'. Jadi Susastra dapat diartikan tulisan yang baik dan indah atau sebuah tulisan yang memiliki arti dan keindahan.
Memaknai pelajaran dibidang sastra di sekolah. Pelajaran dibidang sastra tidak hanya milik mata pelajaran bahasa saja tetapi pelajaran dibidang sastra adalah milik semua mata pelajaran baik IPA/ sains dan IPS.




Tags :

SMAN 1 KARANG BINTANG

KI HAJAR DEWANTARA

  • " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
  • " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
  • " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )

  • : SMAN 1 KARANG BINTANG
  • : 13 SEPTEMBER
  • : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
  • : smanonekarangbintang@gmail.com
  • : 0852-4770-6777

Posting Komentar