SAINS DAN SASTRA DI LINGKUNGAN SEKOLAH
By : Arif Rahman, S.Pd.
Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk mewujudkan
majunya sebuah negara. Bahkan pendidikan juga merupakan pentingnya proses
pembangunan negara. Pendidikan Indonesia misalnya. Berbagai hal sudah
diterapkan untuk mewujudkan tercapainya kemajuan dan proses pembangunan negara.
Mulai dari pengajar yang sering dibekali melalui seminar, workshop atau bimtek
tentang tata cara bagaimana strategi untuk mencapai atau menjadikan siswa
berpestasi. Baik prestasi di bidang sains maupun prestasi di bidang sastra.
Sains merupakan terjemahan kata-kata inggris yaitu
natural science artinya ilmu yang mempelajari tentang alam. Sehubungan dengan
itu Darmojo, 1992 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
atau Sains adalah
pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala
isinya. Selain itu Nash, 1993 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Sains itu adalah suatu cara
atau metode untuk mengamati alam.
Dalam sebuah pendidikan pembelajaran sains memiliki peran yang
penting untuk meningkatkan kualitas siswa, antara lain melalui pembekalan
keterampilan dan kebiasaan berpikir secara ilmiah. Pembelajaran sains juga
dapat dijadikan sebagai untuk membangun moral, karakter dan akhlak mulia. Selain
itu pembelajaran sains juga sangat menunjang dalam proses kemajuan sekolah. Namun
dari semua manfaat itu materi di bidang sains tidak selalu mudah untuk
diterapkan kepada siswa. Kendalanya adalah kurangnya penyediaan alat praktik di
sekolah dan kurangnya minat siswa itu sendiri. Kurangnya minat siswa terhadap
sains merupakan masalah klasik yang terjadi di sekolah. Mengingat pola pikir siswa
yang menganggap bahwa materi-materi sains itu sulit. Seperti pelajaran IPA dan
Matematika. Ketika siswa dihadapkan dengan pelajaran IPA atau Matematika
pikiran mereka seakan dipaksa untuk berpikir ilmiah atau hitung-hitungan. Bagi
siswa yang belum terbiasa maka itu akan sangat sulit.
Dari masalah keseulitan itu, maka hampir semua pihak sekolah
memfokuskan tujuan visi dan misi sekolahnya ke arah bidang sains. Terlihat dari
dana-dana yang dikucurkan oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun
OSN. Pihak sekolah tidak
tanggung-tanggung untuk membiayayai pengajar sains. Sebab menurut sebagian
pihak sekolah, apabila di sekolah tersebut memiliki siswa yang gemar dengan sains
maka sekolah itu akan dianggap sebagai sekolah yang top atau favorit.
Berbeda dengan bidang sastra. Memaknai tentang sastra
dilingkungan sekolah memang agak sulit.
Namun kalau ditanyakan kepada siswa pernahkah membaca novel atau cerpen? hampir
semua siswa pernah membaca. Bahkan kalau berdiskusi masalah novel, cerpen, dan
film maka hampir semua kelas terlibat aktif membicarakannya. Kalaupun
ditanyakan memilih ingin membaca karya sastra atau buku pelajaran tentang
ilmiah, pasti hampir semua siswa memilih ingin membaca karya sastra.
Sastra merupakan kata serepan dari bahasa sansekerta Susastra. Su berarti "bagus'. Sastra berarti 'buku', 'tulisan',
'teks', atau 'pedoman'. Jadi Susastra dapat
diartikan tulisan yang baik dan indah atau sebuah tulisan yang memiliki arti
dan keindahan.
Memaknai pelajaran dibidang sastra di sekolah. Pelajaran
dibidang sastra tidak hanya milik mata pelajaran bahasa saja tetapi pelajaran
dibidang sastra adalah milik semua mata pelajaran baik IPA/ sains dan IPS.
SMAN 1 KARANG BINTANG
KI HAJAR DEWANTARA
- " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
- " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
- " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )
- : SMAN 1 KARANG BINTANG
- : 13 SEPTEMBER
- : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
- : smanonekarangbintang@gmail.com
- : 0852-4770-6777
Posting Komentar