Cerpen Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Pahlawan tanpa tanda jasa
Sri, dia adalah seorang siswi kelas 12 di SMA Nusantara , ia selalu ceria menyambut pagi harinya untuk berangkat ke sekolah.
Sri berangkat menggunakan sepeda kado dari ayahnya saat ia menjadi juara kelas di kelas 10.
“Healah nduk ga terasa kamu sudah besar aja nduk “. Ucap ibu Sri , mengelus-elus baju anak satu satunya itu .
“Iya buk , Sri bingung deh Bu “. Keluh sri kepada ibunya.
“Bingung soal apa to nduk ? Kamu bingung soal masa depanmu nanti yo? “ .
“Iya buk Sri bingung banget buk “ .
“Ibu izinkan Sri mau bersekolah Dimana saja nantinya , insyaallah soal biaya ibu lan bapak akan berusaha untuk kamu nduk , kejar cita-citamu nduk biar ndak susah seperti ibu lan bapakmu nduk “, Jelas ibu Sri.
“Baiklah buk , kalau begitu Sri berangkat sek ya buk “ . Pamit Sri dengan menyalami tangan ibunya.
Sri sangat ceria di sepanjang perjalanan ia menggayuh sepedanya , dengan sangat semangat sembari melihat pemandangan yang indah di desanya , tak terasa kini Sri telah tiba di sekolah nya . Setibanya Sri di depan gerbang sekolah ia sudah di sambut oleh teman – teman Sri
“Sri heiii sini kesini”. Ucap Dela teman dekat Sri sejak SMP, Sri yang melihat sahabatnya menambah laju gayuhannya agar segera bertemu dengan teman -temannya .
“hosh kalian ternyata sudah hosh lebih dulu dari pada aku ”. ucap Sri dengan nafas tersengal-sengal. “Iya dong Sri hari ini kan Senin jadi kita sengaja berangkat pagi buat ndak telat “ . Jelas Dela dan dibalas anggukan oleh Sri dan yang lain
“yuk kita ke kelas , naruh tas dulu baru kita kelapangan buat baris”. Ajak Sri kepada teman-temannya. Setelah meletakkan tas Sri dan teman-teman mulai berbaris di lapangan seluruh ketua kelas dari masing-masing kelas sibuk menyiapkan anggotanya, upacara berjalan lancar kini telah tiba di part amanat dari pembina upacara.
Pembina upacara pada kali ini adalah pak Yatno selaku kepala sekolah di SMA Nusantara, seluruh siswa dan siswi dengan cermat mendengarkan kata-kata yang dilontarkan Pak Yatno .
“Kita setiap upacara setiap hari Senin itu agar kita mengenang jasa para pahlawan kita , para pejuang negeri kita , tanah air kita yaitu Indonesia , Kalian bayangkan saja mereka rela mati demi kemerdekaan kita saat ini , tetapi mereka tak menikmatinya, kalian disini hanya sekedar hormat saja dan tertib saat upacara sudah cukup menunjukkan jiwa pahlawan kalian semua “. Ucap Pak yatno.
Sri sangat tersentuh sekali mendengar kalimat – kalimat itu , ia ingin sekali menjadi pahlawan untuk negerinya ia ingin menjadikan Indonesia lebih merdeka lagi.
Selesai upacara mereka kembali masuk kedalam kelas sembari menunggu guru masuk
“heyy Sri jika lulus nanti kamu ingin menjadi apa?" tanya Fera pada Sri.
“emmm aku yaa ? Aku ingin menjadi seorang yang berguna buat masyarakat dan negara kita saja cukup” jelas Sri lalu menampilkan senyum tipis nya.
“oh gitu ya , kalau kamu Del?”.
“Aku sih sama kaya Sri haha ”. Ucap Dela dan tertawa hambar.
“kamu ini ada-ada aja Del” . Ucap Sri menggelengkan kepalanya.
Selesai mereka mengobrol pas sekali kini ibu Ratih sudah masuk kedalam kelas 12 pelajaran pertama adalah matematika, bagi Sri matematika Sangat mudah dan menyenangkan sebab ia menyukai pelajaran ini sejak ia tk , namun lain halnya dengan teman – teman Sri yang membenci pelajaran ini , tapi kalau sudah soal menghitung duit jangan ditanya lagi .
“Pagi semua ”. Sapa bu Ratih untuk memulai pembelajaran
“Pagi bu.........”. jawab anak – anak serempak dan semangat, Bu Ratih mulai menjelaskan pelajaran satu persatu sampai hingga waktu istirahat.
“Baiklah anak-anak ibu cukupkan pertemuan kali ini terimakasih ”.
“Kring kring kringg “Suara bel tanda istirahat telah tiba , semua murid berlari menuju tempat yang di sebut surga saat sekolah , ya tempat itu adalah kantin banyak sekali jajanan yang di suguhkan Disana.
“ kamu mau beli apa? “. Tanya Dela pada Sri
“ Emmm aku mau beli gorengan aja deh ” jawab Sri lau melenggang pergi menuju aroma gorengan yang ia cium .
“Sriii tunggu aku .....”. jerit Dela karena Sri meninggalkannya sendiri di sana.
Mereka berdua segera mengambil gorengan dan mencari tempat kosong untuk mereka menikmati gorengan itu, Sri dan Dela juga memesan es teh Karena cuaca yang sangat terik , segar sekali rasanya meneguk segelas es teh . Setelah menemukan tempat yang kosong mereka langsung menghabiskan gorengan dan es teh , lalu menuju membayar nya . “Sri kamu tadi ambil berapa?. Inget kita harus bayar sesuai yang kita ambil hahaha” . Ucap Dela disusul cengiran untuk Sri .
“ Iya Del tenang aja , aku tadi ambil 5 tahu dan 2 risol ”.
Selesai membayar, mereka langsung masuk kelas dan memulai pelajaran berikutnya hingga jam menunjukkan puku 15.20 , waktunya untuk para siswa-siswi pulang .
Inilah waktu yang sedari tadi ditunggu-tunggu oleh siswa siswi SMA Nusantara selain jam istirahat.
Sri memasukkan buku-bukunya , dan menuju tempat ia parkir sepeda nya .
Begitu setiap hari Sri menjalankan hari-harinya selama 1 tahun di kelas 12 kini , adalah hari kelulusan Sri. Sri sudah memiliki rencana akan berkuliah di Yogyakarta , untuk menuntut ilmu dan membahagiakan orang tuanya.
Seminggu dari hari kelulusan berlalu, hari ini adalah hari dimana Sri akan memulai masa MOS nya sebagai mahasiswi baru dia kampus yang ia pilih . Sri mendapatkan kenalan di sana, Sri sangat ramah hal itu membuat mudah baginya untuk mendapatkan teman baru disana .
Sri melanjutkan perguruan tinggi dengan fakultas kedokteran, ia ingin menjadi pahlawan bagi rakyat – rakyat kecil yang sedang kesusahan Sri selalu mengingat ucap orangtuanya dan kepala sekolah Sri dulu .
Setelah melalui masa MOS Sri kembali ke kontrakan nya , yang tak terlalu luas namun cukup nyaman untuk Sri selama ia menempuh pendidikan di Yogyakarta.
“Huftt lelah sekali rasanya hari ini , biasanya ada ibuku yang selalu membuatkanku teh hangat setiap kali aku habis kegiatan ”. Keluh Sri
Kring kring kring.......
Sesuatu bergetar di kantongnya ya itu adalah gawainya yang bergetar karena ada panggilan masuk , Sri mengecek gawainya siapakah yang menelpon nya .
Ternyata yang menelpon nya adalah teman barunya yang ia jumpai saat MOS tadi , Sri pun mengangkat telpon nya dan berbicara dengan Septi yang berada di sebrang sana
Sudah 15 menit mereka berbincang di sertai dengan tawa sesekali agar membuat mereka lebih akrabkedepannya .
Isi dari perbincangan Sri dan Septi di telepon adalah hanya sekedar mengajak Sri pergi makan di luar malam ini kemudian di sertakan dengan Septi yang bingung gaun apa yang ia pakai .
Sri meletakkan gawainya kembali dan bergegas membersihkan dirinya dengan acara ritual mandinya sebelum pergi dengan Septi .
Setelah ritual nya selesai Sri memoles wajah nya namun tak terlihat nyentrik tetapi tetap terlihat manis dengan wajah khas jawanya . Tak lama ternyata Septi sudah menjemput nya “ Srii ayolah ” jerit Septi dari luar.
“Yuk ah Sep kita jalan aku belum pernah sebelumnya berkinerja di Yogyakarta karena ini kali pertama ku”
Selama perjalanan Sri melihat sebuah bangunan Museum perjuangan.
“Septi apa kamu sudah pernah masuk ke museum perjuangan yang kita lalui tadi?”. Tanya Sri pada Septi karena ia penasaran dan berencana ingin mengajak Septi untuk ke sana .
“Pasti sudah dong Sri aku inikan orang Yogyakarta asli ”. Jawab Septi
“Apa kamu besok mau kesana bareng ?, lanjutnya.
“mau banget Sep”. Angguk Sri girang
Selesai perbincangan mereka memilih warung makan gudeg mereka menikmatinya dan kembali pulang untuk beristirahat dan bersiap-siap menjalani hari esok karena besok adalah hari Sri pertama kali memulai pelajaran di sana .
Keesokan setelah selesai mata kuliah mereka berdua benar benar mengunjungi museum perjuangan, Sri takjub dan terharu saat melihat barang – barang Yang ada disana.
Begitulah setiap hari Sri menajalani harinya selama menempuh pendidikan di Yogyakarta. Tak terasa kini sudah Tiba waktunya untuk kelulusan, Ibu bapak Sri datang dengan raut wajah bahagia dan terharu melihat Putri tersayang nya Kimi sudah menjadi sarjana dengan usaha dan keringat dari mereka sebagai seorang petani padi di desanya tak heran ibunya sejak tadi tak henti menangis tersedu-sedu terharu terhadap apa yang ia lihat sekarang.
“Alahamdulillah nduk kamu sudah jadi sarjana kedokteran sekarang bapak sama ibu bangga nduk” . Puji ayahnya dan mengelus-elus pucuk kepala Sri.
“Nggeh pak Alhamdulillah Sri sudah bisa mewujudkan cita-cita Sri berka ibu dan bapak “. Sri tak kalah bahagia kala hari itu .
Setelah hari kelulusan nya Sri kembali pulang ke Surabaya tak lupa ia berpamitan dengan Septi dan temannya saat kuliah , seminggu Sri di rumah membantu ibunya sembari menyodorkan lamaran kerja nya ke rumah sakit yang ada di Yogyakarta.
Tak tunggu lama Sri langsung di terima di rumah sakit berlian Yanga da di Surabaya, Sri sengaja tak mencari pekerjaan di luar kota karena ia ingin merawat orang tuanya yang sudah paruh Sri tak mau membuat orang tuannya kecewa.
Mulai dari hari ini lah Sri Bekerja dan mengabdi sebagai usaha kesehatan di sana, Sri bangga pada dirinya sendiri Sri merasakan kebahagiaan yang kuat biasa karena sejak dulu ia menamakan jiwa kepahlawanan dalam dirinya , Sri juga sudah berhasil menjadi pahlawan masa kini yang jasanya bisa di terima semua rakyat , dan membantu para rakyat – rakyat kecil yang membutuhkan.
Tags : Cerpen
SMAN 1 KARANG BINTANG
KI HAJAR DEWANTARA
- " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
- " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
- " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )
- : SMAN 1 KARANG BINTANG
- : 13 SEPTEMBER
- : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
- : smanonekarangbintang@gmail.com
- : 0852-4770-6777
Posting Komentar