Sabtu, 27 Februari 2021

CERPEN-MAVLAORA| WAKTU DAN RARA

"Kamu diam disitu nak!!!" bentak wanita itu kepada seorang pria yang dipanggilnya anak di sudut lain ruangan
"Tidak kamu gila PERGI!!"Teriak pria itu balik membuat reaksi yang tak terduga.apa apaan ini?
"Hahahahaha..." Tawa keras wanita itu seakan pria yang ketakutan itu sedang melakukan atraksi yang konyol
"Kamu...buk-an ma-ma arghhh" ucap pria itu terbata karena sekarang ada sebuah pisau lipat yang menusuk tepat di jantungnya.
"Fyuhhh...Hama" ucap wanita itu kelewat santai dan melemparkan asal pisau yang sudah ditarik nya dari jantung pria membuat pria itu oleng seketika.
Cuihh...
Sebelum pergi dia meludah tepat di wajah pria yang tengah berada di ambang kematiannya
Tanpa ia sangka ada seorang gadis yang melihat kejadian itu tengah meringkuk dengan memeluk lutut nya ketakutan.
"Ngga..ngga mungkin siapa pria itu.." Gumam nya sedikit berhati hati takut jika wanita itu kembali
"Aaarggghhhh..." Raungnya keras sambil menjambak rambutnya sendiri saat kepala nya benar benar sakit
"T-tolong" Rintih nya seraya masih tetap menarik narik rambut sebelum pandanganya gelap.
"Egghh..mama...mama...tolong" Racau seorang gadis dengan mata masi tertutup
"Duh...anak siapa ni kemana emak nya"ucap seorang pria dengan tangan besar nya tetap menggoyang goyangkan tubuh gadis yang ditemukannya.
Gadis itu membuka matanya dan langsung duduk dengan tegap dan mendelik kearah pria membuat pria itu membuat jarak
"Aishh kesurupan ni kesurupan"gumam pria itu dengan wajah sedikit ketakutan
"K-kamu tadi..kamu...mama....bukan"ucap gadis itu tidak jelas
"Aku Vano...kamu sehat?"ucap vano setenang mungkin setelah merasa gadis itu tidak kesurupan
Tidak langsung menjawab gadis itu mengamati wajah vano cukup lama sampai membuat vano risih dan mengalihkan pandangannya
"Ini jam berapa?"tanya nya tiba tiba.membuat vano dengan malas melirik arloji di tangannya
"Aku rara"ucap nya lagi
"13:49"jawab vano
Rara tampak berpikir sejenak lalu berdiri tanpa aba aba membuat vano ikut berdiri juga
"Kenapa?"tanya vano saat melihat wajah cemas rara
"Pukul 4 nanti jangan temui mama mu"ucap rara tanpa menoleh ke arah vano semakin membuat vano bingung belum sempat dia bertanya rara telah berlari dengan cepat
"Ck ga makasih"Decak vano lalu hendak pergi sebelum denting ponsel menginterupsi nya dengan segera dia membuka aplikasi chat nya dan menemukan pesan singkat dari mama nya
"Temui mama di gedung bekas lantai 13 pukul 4 nanti" vano sempat terkejut membacanya bagaimana bisa gadis tadi bisa tau jika mamanya akan mengajak nya bertemu bahkan dia tidak tau.
Tak mau banyak berpikir vano melesat pergi untuk pulang.
15.48
Vano bersiap pergi ke gedung seperti yang di instruksikan mamanya tadi sesampainya di depan motor nya dia menemukan sebuah sticky notes bertuliskan tinta merah menempel di spion nya
"13:49 kau tak bodoh untuk mengerti jangan pergi!!" begitulah yang tertulis.dengan acuh vano membuang kertas itu dan melesat pergi
Disisi lain nampak seorang gadis tengah mengintip dari celah kecil di pintu gedung kotor 
"Heeumm sepi.."gumamnya lalu berjalan masuk lebih dalam."mama mama kenapa rara harus tau ginian" ucapnya di akhiri dengusan kasar
Tap tap tap
Pelan tapi pasti langkah itu terdengar mendekat rara yang panik langsung berlari dan bersembunyi di balik drum drum kosong.
"Pukul empat kurang satu menit fyuuhh"gumamnya sambil melihat arloji nya
Dia melihat kearah depan dan menemukan seorang wanita tengah bersedekap dada sambil bersandar ke tembok.Diamati nya wajah itu...yak tidak salah lagi itu lah wanita yang dia lihat tadi.
"Mama.."suara seorang pria terdengar mengalihkan tatapan rara dia sekarang menatap lekat pria itu
"Fyuhh vano kasian sekali kamu"guman rara lagi dan lagi
Wanita yang tadi bersedekap kemudian berjalan kearah pintu di sudut ruangan itu dan membukanya terlihat 
"Iwwhh..."jijik rara
Sebuah mayat wanita paruh baya tengah terikat di bagian tangan dan kaki nya dan ahh apa itu kepalanya tidak di tempatnya melainkan ditaruh disamping kaki pria itu
"Pa-pa..."Vano yang terdiam di sudut lain ruangan mengatakan dengan terbata seketika luruh tangan nya menyeret kaki yang melemas mencoba mengikis jarak mendekat ke mayat pria tadi 
"Kamu diam disitu nak!!!" bentak wanta itu dengan histeris
"Tidak kamu gila PERGI!!"Teriak vano balik 
"Hahahahaha..."Tawa keras wanita itu membuat wajah vano seketika pias dia ketakutan di sudut sana
"Mama kumohon ini terakhir"gumam rara sambil menutup mata setelah itu ia berjalan santai kearah wanita di salah satu sudut ruangan
"Hai tante.."ucap nya sopan menutupi rasa takut yang mendominan di tubuh nya
"Siapa kamu hah pergi" bentak wanita itu tepat di depan muka rara membuatnya membuat jarak
"Mamah cepet mah rara takut" gumam nya pada dirinya sendiri.
Rara menundukkan tubuhnya takut dan mulai merasakan matanya yang semakin tertutup.
Hal itu tak lepas dari pandangan wanita di depannya 
"Apa siapa kamu pergi"teriak nya lagi namum rara tak bergeming sama sekali rara perlahan melangkah mengikis jarak yang dibuat nya tadi hingga dia tepat di depan wanita itu menatap mata wanita itu lekat.
"Mata mu"ucap wanita itu dengan suara pelan dan mengayunkan pisau nya kearah mata rara 'tepat' perkiraannya tapi dia salah rara dengan cepat memutar tangan wanita itu lalu menghunus kan pisau yang akan mencolok matanya tepat ke jantung wanita itu menggerakkan nya beberapa saat dan menarik nya cepat membuat wanita tadi oleng seketika
"MAMA!!" teriak vano di sudut lain ruangan 
Rara mundur beberapa langkah dan menatap arloji di tangannya 
"3...2...1"hitung nya sesuai detik arloji nya.Disisi lain vano merasa sesak di pernapasannya dia mengguling gulingkan badan nya menggeliat segala cara dia lakukan untuk sedikit menghilangkan sesak napas nya tapi nihil tepat saat rara mengucapkan 'satu' vano terasa tercekek dan detik berikutnya dia menutup matanya sempurna
Fyuuhhh
"Aku tak suka keadaan ini apa gunanya aku hanya bisa melihat dia mati tanpa bisa melakukan apapun"
"Meskipun dia mati dengan layak tapi tetap mati kan"
"Aku ingin membantu dia tapi aku tak bisa mengatur kematian seseorang"
"Akhh mama aku sangat menyayangi mu"

Ucap rara lalu melenggang pergi meninggal kan mayat mayat itu.

By mavlaora

Tags :

SMAN 1 KARANG BINTANG

KI HAJAR DEWANTARA

  • " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
  • " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
  • " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )

  • : SMAN 1 KARANG BINTANG
  • : 13 SEPTEMBER
  • : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
  • : smanonekarangbintang@gmail.com
  • : 0852-4770-6777

Posting Komentar