Sabtu, 25 September 2021

CERPEN | FOTO 3×4

"Selamat pagi…."yang kudapati hanya selembar foto 3x4 tertempel dicermin retak yg sabar menggantung  dibawah sebuah paku berkarat.Sebenarnya aku paling enggan untuk berkaca karena tak ubahnya memandang kenyataan hidup yang kadang fluktuatif."hmmm..smua mngajari untuk konsisten" aq menggerutu karena sisir yg dimeja lama tak kusentuh.Setelah meraih minyak berwarna hijau dg label perempuan yg bernama Laura,kuusapkan cairan itu hingga merata dirambutku yg mkin memanjang dengan model tak karuan."Sekali gembel..tetap gembel.." Aku mengolok diriku sendiri dengan senyum anjing dicermin."Hoi…Jon…pergunakan aku..tidakkah kamu dulu mengakrabiku saat masih bersama Nina.."Sisir itu itu berteriak penuh harap supaya Joni sudi menjamahnya.Joni melirik diatas meja tempat sisir itu memohon,diraihnya sisir itu dan didekatkan kearah foto 3x4 yg menempel dipojok kanan atas."Biru dan lucu.." Joni bercakap dengan foto itu."Selarut gula adukan air dalam cawan,semanis rasa yang tersesap dalam tegukan…lihatlah priamu ini dara,kau gantung laksana cermin dengan retakan retakan cita…mengangga dan menunggu lantak berkeping takdir…"Joni begitu pekat menukik tatap foto 3x4 yang menempel dicermin yang menggantung dibawah sebuah paku berkarat yang tertancap ditembok tua yang warnanya  memudar terkelupas.

"Drrrrt…drrrrrrt….drrtttt…."getaran HP diatas meja membuat Joni mengakhiri pendendamannya pada gambar yang ada difoto 3x4.
"Kenapa kau lepas begitu saja…Tidak akan kubiarkan…beri aku alamatnya…harus kudapatkan proyek ini…..oke,5 menit menuju kandang"ia letakkan HP disaku jaketnya,wajah optimis dengan kilau mata yang energik merubah suasana dan ia keluar dari situasi runyam menuju kepastian pengharapan PROYEK PRESTISIUS.

             "Setaaan….bagaimana kau bisa tanpa kurang dan lebih dari 5menit yang kau janjikan"Arman heran dengan kedatangan Joni ditengah hiruk pikuknya jalanan kota."Tak perlu kau heran dengan setan…"Joni menerima tas yg berisi laptop dan secepatnya dikenakannya menempel dibelakang jaket bulukan."Ini alamat pribadi atau kantor?.." Joni berteriak sambil setengah tertahan dipintu studio.
"Terserah dimana kau mau datangi…yang jelas pake insting binatangmu aja…hahahaha…"Arman berlalu menuju meja desainnya.Kunci kendaraan tlah ia putar,starter otomatis membuat busi memercikan api hingga menyulut ruang pembakaran mesin,suara knalpot bergemuruh stang gas siap diraih.Joni berpikir sejenak,sambil mengklik safety helmnya ia mengganggukkan kepala."Brrrrrm…brrrrrmmm…brrrrmmmm…."stang gas ia putar dengan pedal gigi ia jungkit mnggunakan ujung sepatunya,kopling ditangan kirinya mengimbangi dengan dilepaskannya secara perlahan.Tanpa banyak membuang waktu ia bergerak lincah diantara motor dan mobil,beberapa gang sempit ia lalui sebagai upaya menghindari kemacetan.Joni berupaya mengutamakan keselamatan orang lain dalam berkendara,dia mampu melesat tapi bukan ugal-ugalan,dia cukup mengenali karakter tiap wilayah dan kepadatannya.Tapi apa mau dikata,namanya aja jalan semua bisa saja terjadi."Brukkkk!!!!…" bagian belakang motor Joni tertabrak sebuah mobil diperempatan jalan alternatif,sesaat Joni melakukan gerakan atraksi untuk mengimbangi motornya yg tak terkendali(seperti film action ia menginjak rem belakang dan mengurangi gas serta menekan handle kopling)"Syukurlah…"Joni memberi kode pada pengendara yg didepannya jika ia mampu menguasai situasi.Jonipun turun dari motornya dan memeriksa keadaan tunggangannya."Maaf cuma lampu sein dan spakbormu yg terkoyak…ntar proyek tembus aku perbaiki dirimu Jackie.."Joni mengelus motornya.
"Emmm…maaf tadi saya benar benar tidak sengaja" Gadis itu menunduk dan mengulurkan tangan sebagai tanda permintaan maaf.
"Ga apa apa  mbak…namanya jg musibah"Joni mengabaikan tangan si gadis dan menyalakan motornya kemudian berlalu.

Didepan sebuah rumah yang tampak asri dengan segala pernik tanamannya,Joni menghentikan laju motornya.Setelah membuka helm ia memastikan diri dikaca spion jika ia akan berhasil  meyakinkan kliennya.Dalam beberapa waktu si Jackie ,motor Joni cemas dengan apa yang terjadi didalm rumah itu.Jackie khawatir….jika Joni gagal presentasinya niscaya ia akan mengalami penyiksàan yg luar biasa.Lho…maksudnya?…Jackie tak akan mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya,isi bensin,ganti oli,lampu sein n spakbor yg terkoyak.

HIDUP TAK SEMESTINYA BAHAGIA "Jack…untuk sementara waktu biar aku lem aja dulu ya..pake lem korea" Joni mengelus elus head lamp motornya.Sebelum mematikan motornya Joni merapikan laptop dan map yang berisi gambar desain kedalam tas ranselnya."Masuk dulu mas…mampir ke rumah sambil membicarakan berapa kerugian yang harus saya ganti dari kecelakaan tadi.."Suara gadis itu membuat Joni mengangkat wajah dan melepas lagi helmnya.

     "Lho…kalian saling kenal ?…"Seorang perempuan yang menjadi klien Joni dari sipemilik rumah bertanya.
"Enggak..Bu.." kata Joni
"Iya…Ma" si gadis menjawab berbarengan dengan Joni.
"Maksudnya" si wanita pemilik rumah menanggapinya dengan roman yg bingung.
"Begini…Bu"
"Begini…Ma" Joni dan sigadis untuk kdua kalinya serempak menjawab.
SiJoni pun memberi isyarat supaya sigadis memberi penjelasan terlebih dahulu.
"Ceritakan aja didalam…"Wanita itu mempersilahkan Joni masuk untuk kedua kalinya.
HABISLAH GALAU TERBITLAH PENGHARAPAN.
"Untuk pengerjaan desain interiornya cafe memang ibu sudah deal sama relasi ibu, tapi dengan kejadian tadi ibu yakin kamu orang yang baik…jadi sebagai ganti rugi…mas saya kasih kerjaan mendesain ulang dekorasi kamar Intan dan adiknya…gimana bersedia?…" Wanita itu memberi isyarat senyuman ramah.
"Dalam situasi seperti ini asalkan halal…saya siap Bu.."Joni menjabat tangan wanita itu sementara si gadis tersenyum lega.
            Dalam jangka seminggu kamar Intan dan adiknya hampir purna oleh sentuhan ajaib Joni.Tak ayal decak kagum membuat ibu Mike benar benar terkesan dengan kinerja Joni.
"Profesional…"Ibu Mike memuji Joni
"Kewajiban Bu…"menjabat tangan Bu Mike dan menghaturkan diri.
"Mas Joni sudah berkeluarga…"Ibu Mike tiba tiba membuat langkah Joni tertahan.
"Be..belum Bu"Joni tergeragap
"Sudah punya calon?…" pertanyaan lembut itu membuat Joni terpojok diantara 2 sekat yang saling menghimpit.
"Su..Be..Belum Bu" tiba tiba keadaan Joni berbeda jauh dari keoptimisannya dalam menangani pekerjaannya,ia begitu gugup dan grogi dengan pertanyaan pertanyaan yg dinilai makin berbobot.
"Maaf Bu…saya harus secepatnya balik ke studio…ada klien yang menunggu saya…permisi Bu.."wajah Joni tampak begitu pucat.

          "Selamat Pagi…"Joni mengucapkannya begitu lirih tidak seperti biasanya sambil memandangi foto 3x4 dipojok kanan atas cermin retak yang menggantung diatas sebuah paku berkarat."Drrttt…drrrrrtttt…drrrtttt…"tanpa bersemangat Joni meraih HP tersebut dan merebahkan dirinya.
"Sorri…hari ini sepertinya lagi ga enak badan ga bisa ke studio….kirim aja fotonya biar kukerjakan dirumah.."belum juga sipenelpon selesai bicara Joni melempar Hpnya.
"Drrrttt..drrrttt…drrrttt…" entah berapa kali Hp itu bergetar tapi Joni tetap bergeming terduduk dilantai sambil memandangi foto 3x4 yang menempel dicermin retak yang saat ini tiada lagi bergantung diatas paku berkarat.Cermin itu beranjak setelah 6 tahun bergelayut,satu hal yang aneh bagi sisir biru yang tergeletak tanpa kata.
"Nina Faizah "Joni menyebut nama itu bukan dengan bibirnya,tapi dengan tetesan kenangan yang meruah.
       "Mas Joni…adapun maksud ibu mengundang untuk menyampaikan sesuatu yang sekiranya Mas Joni berkenan membantu kami sekeluarga" Bu Mike menyampaikannya dengan cukup hati hati.
"Sebenarnya Intan adalah anak tunggal kami, dan mungkin mas Joni bingung dengan status Sheyla" Bu Mike sesaat mengatur nafas 
"Sebenarnya bukan aib dengan menyamarkan Sheyla sebagai adik Intan.Tapi ini kami lakukan untuk kebaikan intan yang saat itu benar benar terguncang"ekspresi Bu Mike tampak sedih.
"Dan Intan sendiri tidak ingin Sheyla terpisah darinya,jadi skenario ini semoga akan berakhir ketika ada pria yang bersedia menikahi Intan"Bu Mike memegang tangan Joni dengan penuh harap.
"Setelah kejadian itu,Intan benar benar terpuruk dan menutup hati pada tiap pria yang mendekatinya.Tapi entah setelah bertemu dengan mas Joni Intan seolah olah pulih dari keputusasaannya"Mata Bu Mike berkaca kaca
"Lantas ayah biologis Sheyla kemana Bu?…"Joni mencoba mendapatkan informasi.
Bu Mike mengeluarkan selembar foto ukuran 3x4 dengan latar biru dan menyodorkan pada Joni.
"Hanya ini yang tersisa dari kenangan foto foto Intan dan kekasihnya"Bu Mike makin berlinang.
Memandang foto itu,Joni seolah olah terlecut oleh sebuah cambuk,darahnya menggelegak,bergolak,jantungnya berlarian menabrak nabrak,dia hafal betul dengan wajah itu,dia sangat mengingat tampang itu,dia yakin pria yang difoto itu lah membuat hidupnya tergantung antara duka dan lara, pria yang difoto itulah yang merenggut separuh jiwa hingga ia harus hidup dengan setengah rasa manusianya.
"SHADIQ AL KIDZIB"Joni dan Bu Mike hampir bersamaan menyebut nama pria yang ada difoto ukuran 3x4 berlatar biru.


06April2020.M&G.

Tags :

SMAN 1 KARANG BINTANG

KI HAJAR DEWANTARA

  • " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
  • " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
  • " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )

  • : SMAN 1 KARANG BINTANG
  • : 13 SEPTEMBER
  • : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
  • : smanonekarangbintang@gmail.com
  • : 0852-4770-6777

Posting Komentar