CERPEN - MISTERI PERPUSTAKAAN LAMA | WINDA AGUSTINA
Pada suatu waktu ada seorang gadis cantik bernama Via, ia pindah dari suatu daerah untuk meneruskan pendidikannya di bangku SMA, saat pertama kali Via masuk sekolah ia bertemu dengan Shilla salah satu seorang siswi dari SMA Negeri 3 Kejora, Shilla merupakan gadis yang tak kalah cantik nya dengan Via, ia seorang yang periang, tidak sombong, pintar dan sedikit lebay . Mereka saling berkenalan dan akhirnya menjadi teman akrab, selain itu mereka juga saling menceritakan pengalaman dari suka duka bahkan rahasia satu sama lain.
Dan Via merupakan anak yang memiliki
kemampuan lebih dari orang-orang di sekitarnya, bisa dikatakan Via merupakan
anak Indigo jadi ia bisa melihat keadaan di alam sebelah, namun kemampuaan nya
itu tak ketahui oleh teman dekat nya yaitu Shilla. Sampai pada suatu ketika Via
dan Shilla mengikuti salah satu ekskul
yang ada di sekolah mereka yaitu kegiatan PMR. Setelah selesai mengikuti
kegiatan tersebut Shilla ingat akan handphone nya yang tertinggal di dalam kelas
di mana mereka mengikuti kegiatan PMR,
Shilla pun meminta Via untuk mengantarkan nya mengambil handphone tersebut.
“Astaga”
seketika itu Shilla menepuk jidat nya.
“Kamu kenapa ?” Tanya Via kepada Shilla Karena
tingkah nya yang tiba-tiba itu,
“handphone
aku ketinggalan di kelas waktu kita ekskul tadi!” seru Shilla dengan wajah
panik,
“Vi, anterin
aku ngambil handphone ya…” pinta Shilla kepada teman nya tersebut dengan wajah
melas,
“hmm…. Iya iya aku anterin, makanya kalo
apa-apa tuh di cek dulu!” menasihati teman nya yang teledor itu.
“iya bu bos gak gitu lagi deh” candanya kepada
Via.
Mereka berdua pun tertawa, di pejalanan menuju
kelas mereka asik berbincang dan bersenda gurau, tak tererasa mereka sudah
sampai di depan ruangan yang mereka tuju, tanpa basa basi mereka berdua pun
bergegas masuk dan mencari handphone milik Shilla.
“kok gak
ada ya Vi?” Ujar Shilla sembari
menggaruk kepalanya kebingungan,
“Apanya yang gak ada?” Via balik bertanya
“ya handphone aku lah kan tujuan kita balik
kesini nyari itu, kamu gimana sih. Ihh dimana sih tu handphone, perasaan aku
tadi duduk di sini?” ujar Shilla sedikit
kesal, Shilla pun menengok ke bawah kursi tempat ia duduk tadi.
“hehe iya yah” ucap Via merasa konyol sambil
meringis.
Mereka
terus mencari handphone tersebut hingga akhir nya Via melihat handphone teman
baik nya itu tergeletak di atas meja paling belakang.
“La, itu
handphone kamu bukan?” sambil berjalan mendekati meja tersebut
“Mana Vi?”
Tanya Shilla sembari bangkit karena sedari
tadi ia mencari handphone nya yang munggkin terjatuh diatas lantai. Shilla pun
mendekati Via yang tampak bengong entah kenapa, Shilla pun menepuk pundak teman
nya itu
“Vi mana handphone aku?” seketika itu Via
terkejut
“Hah,, emh
ini handphone kamu” manampakan senyumnya yang manis itu
“kamu
kenapa sih serius banget sampai kaget gitu aku panggil?” Tanya Shilla
“ah gak
papa kok, kan handphone kamu dah ketemu,
jadi sekarang ayo kita pulang!” mengalihkan pembicaraan
“iya, ayo
pulang udah mau gelap juga hari nya”.
Mereka berdua pun berjalan meninggal
kan ruangan tersebut
“eh Vi, kamu rasa ada yang aneh gak sih?”
Tanya Shilla tiba-tiba
“aneh
kenapa?” Via menaik kan salah satu alis nya
“ya aneh!
Masa kamu gak ngarasa ada yang aneh sih, aku kan tadi duduk di bangku paling
depan harus nya handphone aku juga ada di bangku tempat aku duduk, tapi tadi
handphone aku malah ada di bangku paling belakang, apa gak aneh lagian kalo ni
handphone pindah paling juga gak jauh-jauh banget dari tempat aku duduk, tapi
ini…?” Shilla tak melanjutkan ucapan nya
“apaan sih
parno banget kamu ni, mungkin itu Cuma kebetulan” Ucap via berusaha menenangkan
teman nya
“kayak nya
enggak kebetulan deh Vi, itu kelas kan agak horror semua murid di sekolah ini
juga udah tau” jelas Shilla
“tuh kan
mulai lagi parno nya udah deh yang penting handphone kamu dah ketemu kan?” Via
mencoba untuk mengalihkan pembicaraan kembali.
“hemmm
iya” balas Shilla nada sedikit lesu.
Ditengah perjalanan menuju keluar
sekolah perhatian Via tiba-tiba teralihkan di salah satu ruangan, Via
menghentikan langkah nya mulai asik sendiri memperhatikan ruangan tersebut
hingga ia tidak menghiraukan Shilla yang sedang berbicara dangan nya.
“Vi, kok kamu diem aja sih aku Tanya nih, Vi
Via?” menengok kebelakang
“loh kok
gak ada sih?” ucap Shilla berbicara sendiri, kemudian ia melihat Via yang
sedang berdiri dan fokus sendiri
“entah apa
yang dia lakukan” gumam Shilla dalam hati,
Shilla pun beranjak dan mendekati Via
“woyyy,
Via ngapain sih disini? Di ajak ngomong juga dari tadi malah bengong aja!”
Via
hanya diam masih memperhatikan ruangan tersebut, Shilla pun melirik kearah mata
Via tertuju
“Viaaaaaaa,
woyy” sedikit berteriak
“ngapain sih ngeliatin ruangan itu, tegang
banget lagi” Via pun seketika terkejut
“astaga
Shilla bisa gak sih gak teriak-teriak ngagetin aja deh” sambil mengelus dada
“habis nya
kamu sih dari tadi aku ajak ngomong malah bengong aja, di panggil-panggil juga
gak ngerespon, sakit nya tuh disiniiii…!” ucap Shilla dongkol dengan nada
sedikit lebay,
“lebay
ihh, iya deh aku minta maaf, ya udah deh ayo pulang udah telat nih nanti di
cariin mama papa ku lagi dikira ngeluyur kemana-mana” ajak Via
“ya lagian
kamu ngapain pake diem disini segala, kan jadi telat pulang nya”
“iya bu
bosss… ayo deh pulang, dari pada kita berdiri di sini terus malah tambah telat
lagi pulang nya”
“Ya dah ayok”
Keesokan harinya seperti biasa Via
datang kesekolah dengan senyum manis di bibir nya yang menyeringai menyapa
semua orang yang berada di sekolah nya.
“hai Via
selamat pagi”
sambut
wanita yang sedang duduk manis di dalam kelas menunggu nya datang sedari tadi,
siapa lagi kalau bukan Shilla teman nya yang periang itu
“Hai juga Shilla selamat pagi” balas nya
sambil melempar senyuman.
Setelah
Via duduk di tempat nya yang kebetulan sekali satu bangku dengan Shilla, mereka
pun berbincang-bincang dan bersenda gurau sembari menunggu guru datang
“selamat
pagi anak-anak” terdengar suara yang datang dari pintu kelas,
seketika
itu pun kelas yang tadi nya gaduh mendadak menjadi senyap
“ selamat
pagi buu” ucap murid-murid kompak
“baiklah langsung aja kalian buka bukunya
kerjakan uji kompetensi bab 2, ibu gak bisa lama-lama karena ibu dapat panggilan
dari dinas, kalian kerjakan tugas nya dengan baik, hari ini juga tugas nya
harus selesai terus kalian kumpulkan kalau sudah semuanya ketua kelas tolong
taruh bukunya di meja ibu, paham anak-anak?” Tanya sang guru
“paham
buu” sahut murid-murid tersebut
“baiklah
ibu pergi dulu”
dengan
senyum manis nya sang guru meninggal kan kelas tersebut.
Beberapa jam kemudian bel tanda
istirahat pun telah tiba, “kriiiing… kriiiing… kriiiing”
“hufft…..” menghela nafas
“ akhirnya
selesai juga, emm Vi kamu udah belum tugas nya?” Tanya Shilla sambil merapihkan
buku-buku nya
“yap… sekarang udah selsai” ujar Via
“ke kantin
yuk? Aku laper nih” Via hanya menganggukkan kepala tanda setuju. Mereka pun
berjalan menuju kantin.
Sama seperti kemarin Via tiba-tiba berhenti
dan terus memperhatikan ruangan yang kemarin ia lihat.
“Vi?
Viaa…. tuh kan kamu kenapa sih setiap lewat di depan perpus ini pasti berhenti?
Kamu mau baca buku? Kalau mau baca buku mending di perpus yang baru aja,
ngapain di perpus ini, ini kan perpus lama yang dah gak terpakai?” ucapan Nella
membuyarkan lamunan Via
“emh gak
papa ko La! Ayo kita ke kantin kata nya tadi kamu lapar?” ucap Via
“gak mau
kamu harus jelasin dulu ke aku kenapa setiap lewat perpus lama ini kamu selalu
berhenti di depan nya terus memperhatikan ruangan itu, seakan ada yang menarik
padahal kan itu Cuma perpus lama yang dah gak ke pakai?” Shilla bersikeras
“ iya iya
aku certain, tapi nanti di kantin jangan disini! Ayo cepet kita ke kantin”.
Dengan secepat kilat mereka berdua melesat pergi ke kantin.
“kamu mau
pesan apa La?” Tanya Via setelah sampai di kantin
“Kaya
biasanya aja, mie ayam sama jus alpukat”
ucap Shilla,
“mas, pesan mie ayam sama jus alpukat nya dua
ya!” Via memesan makanan kepada pelayan kantin.
“Vi
sekarang kamu cerita semua nya ke aku, kenapa kamu selalu berhenti di depan
perpus lama kalau kita lewat situ!” pinta Shilla penasaran
“iya aku
cerita, jadi…”
“permisi
mbak ini pesanan nya” Via menghentikan
ucapan nya, karena seorang pelayan baru saja mengantarkan pesanan nya
“iya mas
terimakasih” ucap Via kepada sang pelayang dengan senyuman nya yang khas
“okeh aku
lanjutin yang tadi” Via mulai bercerita
kepada Shilla
“jadi ada
sesuatu yang kamu belum ketahui dari diri aku”
“apa?” Shilla semakin penasaran
“jadi aku tuh sebenar nya anak indigo!”
Shilla
pun terkejut dengan pengakuan teman nya itu karena selama ini ia tidak
mengetahui bahwa sebenar nya Via itu anak indigo
“indigo?
Jadi maksud kamu..”
Shilla
tidak melanjutkan ucapan nya
“iya jadi
aku bisa mengetahui apa saja yang terjadi di alam sebelah” jelas nya kembali
“taapi
kenapa kamu gak ngasih tau aku dari awal?” Tanya Shilla belum paus
“ yah sebenar
nya aku sengaja gak bilang ke kamu, aku takut kamu nanti gak percaya dan kamu
nganggap aku anak yang aneh, sama seperti orang lain yang menganggap aku aneh
saat aku masih SMP” ucap nya lirih
“Via
kenaapa kamu berfikiran seperti itu? Aku akan selalu mempercayai mu karena aku
tau kamu itu anak yang jujur, jadi kamu gak perlu sungkan untuk bilang yang sesung
guh nya ke aku kalau sebenar nya kamu itu anak indigo” Shilla mencoba menghibur
kawan nya itu.
“iya deh
aku janji bakal ngomong ke kamu semua nya secara jujur, tapi aku minta maaf ya
karna aku dah sembunyiin ini dari kamu”
“iya gak
papa kok yang penting sekarang kamu dah jujur sama aku”
mereka berdua pun saling bertatap dan melempar
senyum satu sama lain.
“tapi kamu
belum jelasin ke aku tentang sikap kamu yang tiba-tiba berhenti dan bengong?
Terutama saat melewati perpus lama” Tanya Shilla belum mengerti
“oh itu,
aku bakal jelasin itu semua, tapi sebelum nya kamu mau bantu aku kan?” pinta
Via
“tentu
kamu mau aku bantu apa?” Shilla setuju dengan syarat yang di berikan teman nya
itu,
“nanti
habis pulang sekolah kamu anterin aku ke perpus lama itu? Gimana mau gak?”
Tanya Via kembali,
Shilla
hanya mengangguk dan memberikan senyuman nya kepada Via.
Setelah bel yang menandakan waktu
pulang telah tiba, Via dan Shilla bergegas keluar kelas dan menuju perpus lama
yang selalu menarik perhatian Via.
“wuuuussssh”
angin
menyapa mereka berdua saat sampai dan berdiri di depan pintu perpus lama
tersebut.
“Vi?” ucap Shilla gugup
“udah
tenang aja kan ada aku di sini” mencoba menenangkan Shilla
“ayo
masuk” ajak Via,
Shilla
mengangguk dengan wajah yang mulai pucat dan keringan dingin yang mengalir
deras.
Keduanya mulai melangkahkan kaki dan
memasuki ruangan tesebut, dengan langkah berat Shilla melangkah dan berpegangan
erat pada tangan teman itu, ruangan yang tadi nya biasa saja tiba-tiba berubah
menjadi dingin mencekam dan tercium bau yang tidak enak,
”Viii kita
balik aja yuk…. Aku takut nih!!” rengek Shilla
“ntar dulu
La!” kata-kata itu menunjukkan bahwa Via tidak ingin segera pergi
“tapi aku
takut”
Dengan
detak jantung yang berdebar kencang Shilla mengajak sekali lagi Via untuk
pulang, namun Via tak menghiraukan kawan nya itu, dengan berat hati Shilla
mengikuti langkah demi langkah Via.
“haduhhhh
kamu nekat banget si Viiii?” gumam nya dalam hati.
Setelah
berada di tengah ruangan Via pun menghentikan langkah nya begitu juga dengan
Shilla yang sedari tadi menggandeng tangan nya dengan erat, Shilla hanya bisa
clingak-clinguk melihat ke sekeliling ruangan dan berdoa kepada tuhan agar bisa
keluar dari ruangan yang membuat bulu kuduk berdiri itu secepat nya.
Via yang sedari tadi hanya diam
membuat jantung Shilla semakin berdebar kencang, ia melihat teman nya sedang
fokus pada satu titik yaitu salah satu sudut yang menurutnya tidak menarik sama
sekali. Via yang hanya terdiam menatap salah satu sudut itu di mata nya ada
sosok wanita dengan rambut panjang yang tengah menangis wajah nya pucat. Via mencoba
berinteraksi dengan sosok tersebut, ia
merasa sepertinya ada yang ingin di sampai kan oleh wanita itu, namun entah
mengapa Via belum bisa menangkap apa maksud dari kehadiran sosok wanita itu,
perlahan sosok wanita itu berjalan menuju rak-rak buku yang masih tersusun
rapih, Via mengikuti wanita itu ia merasa ada yang mau di tunjukan kepada nya,
benar saja sosok itu berhenti dan menghilang sesaat setelah menjatuhkan salah
satu buku yang ada di rak tersebut.
“aaaaaaaaaaa”
teriak
Shilla terkejut mendengar buku yang tiba-tiba jatuh
“Vi,ViViaaaa
ayo kita keluar dari sini aku takut Viii!” seru Shilla menarik tangan Via,
namun Via menarik balik kawan nya tersebut
“eh entar
dulu,” Via beranjak dan mengambil buku yang jatuh itu,
“apalagi
sih Vi ayo kita keluar dari sini” semakin deras saja keringat dingin yang
bercucuran dari tubuh Shilla,
“entar La
liat deh, sini dulu jangan takut, tenang, tenang, tenang oke? Di sini ada aku
jangan takut”
Via mencoba menenangkan Shilla yang terlihat
sangat panik, Shilla pun mendekati Via setelah mengatur nafas nya dan sedikit
merasa agak tenang
“huuufftt,
oke,oke aku coba tenang” shilla menghela nafas panjang.
“Vii, kamu
kenapa sih nekat banget kenapa kamu gak takut?” Tanyanya kepada Via
“Shilla
kamu bakal tau semua nya setelah kita membongkar semua misteri perpus lama ini”
Via mencoba menjelaskan kepada teman nya itu
“caranya?”
Shilla semakin tidah paham
“kamu liat ini kan?”
Via
mengankat buku yang terjatuh tadi dan beranjak berniat duduk dikursi yang
tersedia untuk murid-murid saat membaca, Shilla pun mengikuti teman nya itu dan
duduk di samping Via.
Dengan perlahan Via membuka dan
membaca buku itu dengan suara agak keras agar Shilla juga dapat mengetahui isi
buku tersebut, betapa terkejutnya mereka berdua setelah membaca buku itu yang ternyata
diary seorang siswi yang meninggal di perpus itu, perasaan Via dan Shilla
bercampur aduk, rasa sedih,marah dan kasihan bercampur menjadi satu setelah
mereka menbaca diary itu. Tertulis nama Shera di buku diary itu, Shera
merupakan sisiwi yang periang ceria dan juga pintar di sekolah itu tidak hanya
kecerdasaan saja yang di milikinya Shera juga memiliki paras yang cantik
jelita, namun semua itu mulai berubah setelah orang tua nya meninggal karena
kecelakaan yang menimpa mereka, Shera terpaksa tinggal bersama Om dan Tantenya
yang cukup kejam, ia selalu di beda-dedakan dengan Yola sepupunya yang
merupakan anak dari Om dan Tantenya, selain itu Shera di perlakukan tidak adil,
namun diam-diam Om nya itu menyukai Shera karena Paras nya yang cantik itu, muncul
pikiran jahat di benak Om nya itu. Keanehan itu mulai terjadi semenjak Om nya
memberi perhatian lebih kepada keponakan nya itu dan sering menjemput Shera
sekolah, namun pada suatu saat sang Paman sengaja menjemput Shera agak lambat
dan membuat Shera menunggu lama, hingga suasana sekolah itu pun menjadi sepi,
sang Paman berniat mencabuli keponakan nya itu dengan barpura-pura ingin buang
air dan meminta agar Shera menunjukan jalan menuju toilet sekolah, dengan
senang hati Shera mengantarkan Paman nya itu karena tidak ada sedikit pun
pikiran buruk yang hinggap di pikiran nya. Namun apa mau dikata sang paman
malah menarik nyaa paksa kedalam perpus yang kebetulan pintu nya masih terbuka
entah karna memang sengaja tidak ditutup atau kelupaan untuk menutup nya, Shera
berusaha melepaskan cengkraman sang Paman namun tenaganya tidak cukup kuat
untuk melepas kan diri, Shera terus saja
memberontak, sang paman pun geram dan membenturkan kepala sang keponakan
ke dinding, saking kerasnya benturan tersebut kepala Shera pun mengalaami
pendarahan hebat dan mengakibat kan Shera meninggal di tempat, Paman nya yang
panik melihat kejadian itu pun langsung kabur meninggal kan sang gadis begitu
saja. Jasad Shera di temukan pada ke esokan hari nya oleh petugas sekolah.
Kematian sang gadis pun masih menjadi misteri sampai saat ini, ada yang
mengatakan Shera bunuh diri dan masih banyak lagi.
Kejadian itu seakan terekam dan di putar ulang
di depan Via dan Shilla, mereka berdua merasa iba tak terasa air maata jatuh
dari mata keduanya, setelah sadar dari semua kejadian yang seakan terjadi di
depan mereka, Via dan Shilla pun segera pergi dari ruangan itu, jalan pikiran
mereka sama, mereka pun pergi ke kantor polisi dan melaporkan kejadian yang
bertahun-tahun menjadi misteri. Dengan barang bukti yang telah mereka temukan
sebelum nya palosi pun mencari keberadaan sang Paman, setelah di temukan orang
itu pun di penjara. Kejadian itu pun menjadi trending topic di sekolah mereka,
setelah semua itu mereda Via menceritakan semuanya kepada Shilla
“La aku
mau bayar hutang ke kamu” ucap Via mringis saat duduk santai di kantin bersama
Shilla
“hutang
apa? Perasaan kamu gak ada minjem duit ke aku deh?” Tanya Shilla kebingungan
“hahaha,
emang gak pernah, tapi kamu pernah Tanya kenapa aku selalu tiba-tiba diam dan
bengong!” jelas Via mengingat kan
“emh, itu
aku dah tau kok, itu pasti karna kamu lagi berinteraksi dengan alam sebelah
kan?” tebak nya tersenyum
“iya kamu
bener tapi ada satu yang kamu gak tau!” Via kembali menjelaskan
“apa?”
Tanya Shilla nengerut kan dahi
“kamu
inget kan waktu handphone kamu ketinggalan waktu PMR itu, terus kita cari bukan
nya dapat di meja tempat kamu duduk tapi malah Handphone kamu ada di meja
paling belakang, nah sebenernya wanita itu juga yang mindahin handphone kamu,
waktu aku lagi nyoba ngobrol sama dia kamu tiba-tiba ngagetin aku, dan dia juga
menarik perhatian aku saat melintas di depan perpus lama, aku merasa ada aura
yang narik aku untuk datang kesana, ternyata bener dugaan aku ada yang gak
beres sama perpus lama itu” jelas nya lebih detail
“jadi kamu
udah lama curiga sama perpus itu?” Tanya Shilla kembali
“iya, aku
juga udah tau kenapa di sekolah kita ada dua perpus, itu semua berawal dari
kejadian meninggal nya Shera” Via diam sejenak
“kepala
sekolah disini takut terjadi kekacauan karena kejadian ini, jadi dia putusin
untuk bikin perpus baru, perpus lama itu tetap di buka namun banyak yang enggan
masuk ke perpus itu Karena ruangan nya yang agak gelap, pengap dan kadang buku-buku di situ banyak
yang pindah dengan sendirinya di tambah ada aroma danur, gak Cuma itu perpus
lama tetap di buka untuk menghilangkan kecurigaan dari murid-murid yang
bersekolah disini dan mencoba melupakan semua kejadian itu.”
“jadi kamu tau semua?” Shilla menatap Via
serius
“iya”
jawab Via singkat
Mereka berdua pun melupakan kejadian
yang pernah terjadi dan lebih memilih fokus pada pelajaran nya dan menjalani
hari-hari dengan gembira, riang dan ceria. Setelah kejadian itu perpus lama pun
di tutup dan tidak pernah lagi digunakan meskipun masih saja terdengar
suara-suara aneh dari dalam perpus itu, mereka semua mencoba untuk mengabaikan
nya. Dan akhir nya sekolah itu pun kembali seperti semula dengan suasana
kecerian murid-murid serta guru yang kembali terpancar.
Tags : Cerpen
SMAN 1 KARANG BINTANG
KI HAJAR DEWANTARA
- " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
- " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
- " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )
- : SMAN 1 KARANG BINTANG
- : 13 SEPTEMBER
- : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
- : smanonekarangbintang@gmail.com
- : 0852-4770-6777
Posting Komentar