KANTONGAN WANITA MUDA
Detik dimana baskara tepat berada diatas tubuhku,aku yang berjalan tertatih menyeret sekantong buah dari minimarket yang memang agak jauh dari rumah.
Jalanan hari ini lumayan sepi bahkan sangat sepi,memangnya orang mana yang mau keluar disaat matahari sedang terik terik nya begini kecuali memang ada kepentingan mendesak, mungkin Bu Mina pun yang sering mondar mandir mencari Bimo anaknya untuk tidur siang hari ini memilih berdiam saja dirumah.
"Huhhh...Ibu Ibu apa ga bisa nanti aja sih beli buah nya." Keluh ku sambil berjalan menepi ke bawah pohon besar di pinggir jalan.
Tanganku bergerak mengurai keringat di dahi dan bawah hidung sedikit mencari kesejukan di bawah pohon rindang ini.
"Rumah masih jauh kenapa ya aku tadi ga bawa payung." Helaan di akhir kataku menggambarkan penyesalan berarti karena aku tidak mendengarkan saran ibu.
Tenggorokan ku mulai kering sekarang aku beranjak dan mulai bergegas berjalan menjauh dari pohon itu sampai seorang wanita muda berjalan melewatiku ia membawa sebuah kantongan yang sama seperti ku tapi kantongan itu...
"Delia ngapain panas panas bengong disini?." Bu Mina menepuk pundak ku dari belakang.
"Eh anu Bu tadi disuruh Ibu beli buah tapi panas banget, jadinya aku bernaung dulu di pohon ketapang it..." Tanganku belum sempat menunjuk sempurna kearah pohon yang baru saja aku tinggalkan tapi pohon itu hilang.
"Pohon mana nduk? gaada pohon ketapang tuh disini." Aku masih tak bisa kembali ke situasi sekarang.
Jadi tadi aku bernanung dimana? Dan sekarang...Kenapa aku sudah ada di dekat rumah? Apa ini? Kenapa?
"Sudah sudah jangan bengong lagi nanti di tunggu Ibu loh." Bu mina menarik tanganku sampai kedepan rumah lalu mengetuk pintu dan memanggil ibuku
Baru kusadari bimo turut berada di belakang bu mina dengan jejak air mata yang masi ketara. Dapat dipastikan dia lagi-lagi terkena amarah ibunya karena tidak kunjung pulang saat jam tidur siang.
Ternyata dugaan ku salah.
"Bu mina ada apa bu? Delia kok kamu lama sekali nak?." Ucap ibuku.
"Bu Siska, Delia jangan di biarkan berjalan sendiri dulu. Kan kemari baru saja ada yang meninggal. Sepertinya tadi Delia di temani oleh sesosok aneh Bu. Kebetulan saya liat Delia linglung di tengah jalan." Bu Mina berbicara kearah ibuku, aku yang mendengar seketika bergidik ngeri membayangkan apa yang barusan ku alami. Aku pun berjalan masuk kedalam rumah membiarkan Bimo kebingungan sendiri.
Setelah menaruh sekantong buah di dapur aku mencuci tangan sambil teringat kantongan yang di bawa wanita muda tadi sampai aku sedikit merasakan perih di kaki bagian bawah sebelah kiri terluka.
Tags : Cerpen
SMAN 1 KARANG BINTANG
KI HAJAR DEWANTARA
- " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
- " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
- " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )
- : SMAN 1 KARANG BINTANG
- : 13 SEPTEMBER
- : TANAH BUMBU - KALIMANTAN SELATAN
- : smanonekarangbintang@gmail.com
- : 0852-4770-6777
Posting Komentar